Desa Plumutan
Deskripsi
Wisata Kerajinan Rogo Rege bisa dibuat berbagai kebutuhan seperti piring alas makanm tempat tissu, tempat nasi (wakul), tempat sendok, vas bunga, tempat lampu dll sesuai pesanan ukuran dan bentuk ada di Dusun Jatisari, Plumutan, Bancak, Semarang, Jawa Tengah. Berada di Desa H.Jiat Supir Syekh Sudais #WisataKerajinan #HomeIndustri #Semarang “Rogo-rege” merupakan sebuah nama hasil kerajinan warga Desa Plumutan Kecamatan Bancak, berbahan baku lidi pohon kelapa yang di anyam sedemikian rupa membentuk piringan. Saat ini tidak banyak yang masih memproduksi kerajinan tersebut. Hal ini dikarenakan populasi pohon kepala dan aren yang semakin berkurang, tak jarang pemasok mendatangkan bahan baku dari Jawa Barat. elain itu, kendala pemasaran kerap dihadapi oleh pengrajin rogo rege di desa ini.Hampir semua warga di Desa tersebut memproduksi “Rogo-rege”. Selain sebagai mata pencaharian sehari-hari, mereka seolah ingin menunjukkan sebuah identitas Desa melalui kerajinan itu,” kata Kades Plumutan, Suji Haryanto, Senin (7/9). Suji berpendapat jika kerajinan tersebut juga akan dikenalkan ke masyarakat luas sebagai bagian dari destinasi wisata. Jumlah pengrajin “Rogo-rege” saat ini, hampir 80 persen dari jumlah keseluruhan warga membuat kerajinan tersebut potensial untuk dikenalkan masyarakat luas. ” Adanya kerajinan ini, pula membawa desa kami terbesar dari cap desa tertinggal,” tandas Suji. Menjadikan kerajinan “Rogo-rege” sebagai destinasi wisatawan untuk datang berkunjung menjadi program tengah berjalan saat ini. ” Nantinya wisatawan yang datang, juga bisa belajar bagaimana membuat kerajinan ini. Dimana sebenarnya membuatnya tidak sulit,” ujarnya. Proses pembuatan kerajinan “Rogo-rege diakuinya cukup mudah. Yaitu, satu bongkok lidi daun kepala atau aren di anyam melingkar. Hingga menyerupai sebuah piring. Setelah itu diberi pelapis berupa cairan agar tidak mudah patah dan lebih awet. Barulah, setelah dianyam dan diberi pelapis hasil kerajinan dijemur di bawah terik matahari. Iklim tropis yang ada di Indonesia sebenarnya menguntungkan para perajin tersebut. Ketersediaan bahan baku dan cuaca panas membuat kerajinan itu mduah untuk diproduksi. Dengan kapasitas produksi pengrajin di wilayahnya masing-masing mencapai 50-60 buah kerajinan per hari, ia menandaskan, produk itu kemudian dijual ke pengepul untuk dikrim ke berbagai daerah. “Bahkan, sudah ada juga upaya kerajinan berbahan baku lidi atau “Rogo-rege asal Desa Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang ini dinilai layak masuk pasar eskpor. Selain kualitasnya terjamin, juga terdapat beragam varian kerajinan untuk berbagai kebutuhan tumah tangga,” paparnya. Diakui Suji, saat ini kendala utama pengrajinnya adalah terkait akses permodalan hingga harga jual yang sangat murah.Meski begitu, ia tetap berharap peran dari pemerintah Kabupaten Semarang untuk lebih mempromosikan “Rogo-rege” sebagai produk lokal yang mampu berbicara di pasar luar. Seorang pengrajin “Rogo-rege” Tukiyem (43) mengaku, ia telah menggeluti kerajinan lidi ini sejak masih anak-anak. Dan saat ini meskipun telah memikiki anak, justru usaha kerajinan lidi mampu menopang kehidupan rjnah tangganya dan menyekolahkan anak-anaknya. “Cukup untuk membantu perekenomian keluarga. Saat pesanan banyak, kami juga merekrut tenaga anak-anak untuk turut membantu,”
- Desa Wisata